Mereka saling dorong-mendorong dan berebutan untuk mengambil tiram tersebut. "Secara hukum, siapapun yang melihat tiram ini terlebih dahulu, menjadi pemilik sah-nya dan berhak untuk menyantapnya, yang melihatnya belakangan, cukup menonton pemilik tiram ini makan."
"Kalau begitu, sayalah pemilik sahnya, karena saya yang melihat tiram ini terlebih dahulu," jawab temannya, "Untungnya saya memiliki mata yang jeli."
"Tetapi mata saya juga bagus," kata yang lainnya, "dan saya melihatnya sebelum engkau, saya berani bersumpah."
"Mungkin kamu memang melihatnya duluan, tetapi saya yang mencium baunya duluan."
Saat mereka berdebat, lewatlah seorang hakim dan kedua pengembara ini lalu meminta keadilan pada hakim tersebut. Sang Hakim mengambil dan memperhatikan tiram tersebut, membukanya, lalu menyantap isinya, sementara dua pengembara yang memperebutkan tiram tersebut, hanya bisa berdiri melongo. Setelah sang Hakim memakan isi tiram itu, ia pun berkata, "Pengadilan menentukan bahwa kalian masing-masing mendapatkan bagian dari kulit tiram ini, tanpa dipungut biaya apapun. Pulanglah kalian dalam keadaan damai."
0 komentar:
Posting Komentar