"Baiklah, jika memang itu maumu peri merah. Jangan pernah menyesal dengan keputusanmu." Sang raja awan pun berdiri, diambilnya pedang ditangan peri merah, lalu raja awan berjalan ke belakang peri merah, srekk..srekk..srekk kini raja awan berada tepat di hadapan sayap peri merah. Raja awan mengangkat tinggi-tinggi pedang ditangannya, mencari posisi yang pas agar sayap peri merah dapat terpotong sempurna dengan sekali hempasan pedang. Secara bersamaan peri merah memejamkan matanya sambil mengerutkan keningnya. Wussshhh... Raja awan menghempaskan pedang ditangannya.
"AYAH JANGAANNNNNN" Teriak peri jingga, peri kuning, peri hijau, peri biru dan peri nila secara bersamaan, dan dengan spontan mereka langsung berdiri.
Wussshhhh..., pedang sang raja melewati sayap peri merah begitu saja. Treng... Teng... Teng... Teng, pedang sang raja jatuh kelantai. Hanya berselang beberapa detik dari jatuhnya pedang kelantai, raja awan berjalan menjauh dari peri merah. Raja awan terus melangkah, menaiki tangga menuju kamar sang raja dan ratu awan. Memang tak ada ayah yang tega melukai anaknya, raja tidak memotong sayap peri merah, dibiarkannya sayap itu tetap utuh dan tetap mempercantik peri merah.
"Ayah mengapa masih kau biarkan sayapku menempel ditubuhku ayah. Ayahhhhh." peri merah berusaha memanggil ayahnya berulang ulang kali, bahkan semakin tinggi pula nada yang digunakan, namun sayang sang raja tetap berjalan lurus kedepan tanpa menghentikan langkah sedikitpun, bahkan untuk menoleh sebentar saja tidak. Peri merah semakin geram, dalam fikiran peri merah yang tergambar adalah ayahnya sengaja melakukan itu karna sudah tidak menyayanginya lagi, ayahnya sudah tidak mau memberikan kasih sayang yang ia minta dan butuhkan. Tanpa ada yang menyadari peri ungu telah melihat semua kekacauan ini dari balkon ruang tengah. Tak tahan melihat kekacauan yang terjadi peri ungu pun kembali masuk ke kamarnya dan menangis sejadi-jadinya.
"Haiii... peri ungu."
"Merpati ?" Peri ungu bingung kenapa tiba-tiba ada merpati dikamarnya. "Bagaimana kau bisa mengetahui istanaku, tempatku tinggal ?" Tanya peri ungu menyelidik.
"Sangat mudah bagiku." Jawab merpati sangat yakin. "Kau sungguh tak ingat kah peri ungu ?" Tanya merpati, namun peri ungu hanya menggelengkan kepalanya. "Dulu saat pertama kita bertemu kaulah yang memberitahuku dimana tempat tinggalmu. Baiklah, lupakan saja. Kedatangaku kesini hanya ingin menjemputmu. Aku tau bahwa keadaan disini semakin memburuk maka ikutlah denganku. Akan kutunggu kau di bukit tulip, sore ini."
Belum sempat memberikan jawaban, tiba-tiba perwujudan merpati mulai memudar, memudar dan memudar, hingga akhirnya menghilang. "Ahh sial, nyatanya tadi aku menangis sampai tertidur." Peri ungu mengumpat dirinya sendiri. Namun peri ungu mulai memikirkan tawaran merpati biru. "Apakah si merpati biru itu nyata yah? Apakah aku harus ikut dengannya ? Ahhhh aku sangat bingung sekarang. Tetapi jika aku tak mengikutinya bisa saja keadaan di istana ini semakin memburuk, tapi jika aku mengikutinya maka aku harus meninggalkan semua yang aku sayangi disini.
"Raja. . . Ratu. . . Raja . . . Ratu . . ." Teriak Peri Klini. Peri Klini adalah peri kepala yang bertanggungjawab menjaga kebersihan dan kenyamanan istana.
"Adapa apa peri klini ?" Jawab Raja awan dengan tenang.
"Ini Raja, saya tidak bisa menemukan peri ungu, saya hanya menemukan surat ini." Dengan seketika Ratu mengambil surat dari tangan peri klini.
Saat semua membicarakan surat peri ungu dan membuat kesepakatan, maka pada saat yang sama peri ungu semakin menjauh dari istananya dari kerajaan awan yang dicintainya.
Peri ungu pun mulai berkenalan dengan Malisya. Peri ungu menceritakan semua yang telah terjadi. Tak disangka Malisya adalah burung hantu sangat bijak, peri ungu juga tak pernah menduga bahwa dia akan diasuh oleh burung hantu.
Hari demi hari berlalu peri ungu semakin akrab dengan hewan-hewan lainnya. Peri ungu pun menjalani hidupnya dengan bahagia di kerajaan ajaiba. Tak lupa peri ungu juga selalu meminum ramuan dari Malisya, menurut Malisya ramuan tersebut dapat menumbuhkan kembali sayapnya yang patah.
"Selamat datang di Kerajaan Ajaiba." Kata merpati biru mengenalkan rumah baru untuk peri ungu.
Peri ungu dengan seksama memperhatikan sekelilingnya, dengan spontan peri ungu memberikan senyum manis setiap memandang ke sudut demi sudut kerajaan. Dia tidak percaya, baru saat ini dia melihat banyak hewan-hewan unik yang bisa bicara dan melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh peri-peri di kerajaan awan.
"Silahkan masuk peri ungu." Ajak merpati biru. Seketika peri ungu pun mengikuti langkah si merpati. "Perkenalkan dia adalah Malisya, burung hantu yang dapat membantumu, dia adalah kepala burung hantu disini. Mulai saat ini kau akan tinggal disini dan akan dirawat oleh Malisya. Baiklah, akan aku tinggalkan kalian berdua yah, semoga harimu menyenangkan peri ungu."
"Haiii... peri ungu."
"Merpati ?" Peri ungu bingung kenapa tiba-tiba ada merpati dikamarnya. "Bagaimana kau bisa mengetahui istanaku, tempatku tinggal ?" Tanya peri ungu menyelidik.
"Sangat mudah bagiku." Jawab merpati sangat yakin. "Kau sungguh tak ingat kah peri ungu ?" Tanya merpati, namun peri ungu hanya menggelengkan kepalanya. "Dulu saat pertama kita bertemu kaulah yang memberitahuku dimana tempat tinggalmu. Baiklah, lupakan saja. Kedatangaku kesini hanya ingin menjemputmu. Aku tau bahwa keadaan disini semakin memburuk maka ikutlah denganku. Akan kutunggu kau di bukit tulip, sore ini."
Belum sempat memberikan jawaban, tiba-tiba perwujudan merpati mulai memudar, memudar dan memudar, hingga akhirnya menghilang. "Ahh sial, nyatanya tadi aku menangis sampai tertidur." Peri ungu mengumpat dirinya sendiri. Namun peri ungu mulai memikirkan tawaran merpati biru. "Apakah si merpati biru itu nyata yah? Apakah aku harus ikut dengannya ? Ahhhh aku sangat bingung sekarang. Tetapi jika aku tak mengikutinya bisa saja keadaan di istana ini semakin memburuk, tapi jika aku mengikutinya maka aku harus meninggalkan semua yang aku sayangi disini.
"Raja. . . Ratu. . . Raja . . . Ratu . . ." Teriak Peri Klini. Peri Klini adalah peri kepala yang bertanggungjawab menjaga kebersihan dan kenyamanan istana.
"Adapa apa peri klini ?" Jawab Raja awan dengan tenang.
"Ini Raja, saya tidak bisa menemukan peri ungu, saya hanya menemukan surat ini." Dengan seketika Ratu mengambil surat dari tangan peri klini.
Setelah membaca surat tersebut Ratu awan langsung jatuh pingsan. Raja awan pun langsung lemas tak berdaya. Tak disangka peri ungu anak bungsu mereka harus meninggalkan istana demi kenyamanan dan keamanan istana. Setelah puli dari sadarnya, Raja dan Ratu awan langsung mengumpulkan semua anaknya dan membicarakan tentang surat peri ungu. Mereka menyetujui untuk mengabulkan keinginan peri ungu, karena Raja dan Ratu berfikir dengan begitu maka peri ungu akan cepat kembali kerumah. Walaupun peri merah, peri biru dan peri nila merasa senang karena akan mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus berfikir cara menyakiti peri ungu, tapi dalam hati mereka ternyata juga ada rasa kehilangan.Ayah, Ibu, maaf jika aku harus meninggalkan kalian semua. Tapi aku rasa inilah yang terbaik untuk semua. Jangan pernah mencariku atau mengkhawatirkan aku, karena aku akan baik-baik saja. Aku tak tau sampai kapan akan pergi meninggalkan kalian semua, namun jika sudah ku rasa tepat, aku akan kembali lagi ke istana ini. Tak ada yang salah dan haruis bertanggung jawab atas kepergianku ini murni kemauanku. Aku ingin saat aku pergi kalian dapat membagi kasih sayang kalian dengan adil kepada semua saudara-saudaraku sama seperti dulu sebelum kecelakaan itu. AKU SAYANG KALIAN SEMUA.
Anakmu, Peri Ungu.
Saat semua membicarakan surat peri ungu dan membuat kesepakatan, maka pada saat yang sama peri ungu semakin menjauh dari istananya dari kerajaan awan yang dicintainya.
Peri ungu pun mulai berkenalan dengan Malisya. Peri ungu menceritakan semua yang telah terjadi. Tak disangka Malisya adalah burung hantu sangat bijak, peri ungu juga tak pernah menduga bahwa dia akan diasuh oleh burung hantu.
Hari demi hari berlalu peri ungu semakin akrab dengan hewan-hewan lainnya. Peri ungu pun menjalani hidupnya dengan bahagia di kerajaan ajaiba. Tak lupa peri ungu juga selalu meminum ramuan dari Malisya, menurut Malisya ramuan tersebut dapat menumbuhkan kembali sayapnya yang patah.
"Selamat datang di Kerajaan Ajaiba." Kata merpati biru mengenalkan rumah baru untuk peri ungu.
Peri ungu dengan seksama memperhatikan sekelilingnya, dengan spontan peri ungu memberikan senyum manis setiap memandang ke sudut demi sudut kerajaan. Dia tidak percaya, baru saat ini dia melihat banyak hewan-hewan unik yang bisa bicara dan melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh peri-peri di kerajaan awan.
"Silahkan masuk peri ungu." Ajak merpati biru. Seketika peri ungu pun mengikuti langkah si merpati. "Perkenalkan dia adalah Malisya, burung hantu yang dapat membantumu, dia adalah kepala burung hantu disini. Mulai saat ini kau akan tinggal disini dan akan dirawat oleh Malisya. Baiklah, akan aku tinggalkan kalian berdua yah, semoga harimu menyenangkan peri ungu."
TAMAT. . .
jadi peri ungu kabur ya? :( ditunggu cerita lainnya ya kak..
BalasHapusBukan kabur kok, cuma pergi sebentar aja, sampai semua membaik. Pantengin terus yah blognya, nanti ada cerita2 lain yang masih nyambung kok
BalasHapusYaah kok udah tamat kak, kan masih kepo sma klanjutanya peri ungu :(
BalasHapusKasihan perinya :( kalo aku jadi dia gimana yaaa :(
BalasHapus