Kamis, 17 Maret 2016

Jaka Tarub dan 7 Bidadari



Kisah Jaka Tarub dan 7 Bidadari merupakan salah satu dongeng yang melegenda di Indonesia. Kisah Jaka Tarub dan 7 Bidadari ini masih berasal dari tanah Jawa, yaitu Jawa Tengah.

Sama dengan kisah Keong Emas. Kisah Jaka Tarub juga memiliki banyak versi yang berkembang diantara masyarakat Indonesia. Penyebab timbulnya berbagai versi adalah budaya pada masyarakat Indonesia. Sehingga cerita dapat berkembang sesuai dengan kehendak masyarakat pada wilayah tertentu yang telah dipengaruhi oleh budaya wilayah tersebut.

Berikut salah satu versi kisah Jaka Tarub.


Disuatu desa tinggal lah seorang janda bernama mbok Randa. Dia tinggal bersama putranya bernama Jaka Tarub. Jaka Tarub adalah pemuda sakti yang tampan dan pekerja keras. Dia sering membantu ibunya bekerja di ladang milik sendiri, terkadang juga berburu dihutan.

Suami mbok Randa telah lama meninggal, sehingga ladang yang dimilikinya kini hanya digarapnya dengan putranya saja. Jaka Tarub kini telah beranjak dewasa. Mbok Randa sering meminta Jaka Tarub untuk segera menikah mengingat usianya yang telah matang, namun Jaka Tarub tidak mengiyakan keinginan sang ibu, karena Jaka Tarub masih belum berkeinginan untuk menikah.

Karena usianya sudah tua, maka mbok Randa pun mulai sakit sakitan, sampai akhirnya meninggal. Jaka Tarub yang kehilangan sang ibu kini mulai sering melamun, sampai-sampai ladang yang seharusnya digarap menjadi terbengkalai.

Suatu hari Jaka Tarub bermimpi memakan daging rusa. Dari situ keesokan harinya Jaka Tarub berburu ke hutan. Namun tak ada satu hewan pun yang dapat diburu. Jangankan seekor rusa, seekor kelinci saja tak ada.

Jaka Tarub yang kelelahan memutuskan untuk pergi ke sungai mengambil air minum. Tak disangka, Jaka Tarub bertemu dengan 7 bidadari yang sangat cantik rupanya. Jaka Tarub pun terpesona dengan keelokan wajah ketujuh bidadari tersebut. Karena sangat tertarik, maka Jaka Tarub mengambil salah satu baju beserta selendang bidadari tersebut. Agar tidak ketahuan maka Jaka Tarub bersembunyi setelah mengambil baju dan selendang milik salah satu bidadari tersebut.

Setelah beberapa lama, tiba saatnya Bidadari-bidadari tersebut untuk pulang ke khayangan. Namun betapa terkejutnya bidadari-bidadari tersebut, karena salah satu baju dan selendang bidadari tersebut hilang.

Semua membantu mencarinya, namun tak diketemukannya baju dan selendang itu. Karna hari sudah semakin petang, keenam bidadari pun memutuskan untuk kembali ke khayangan dan meninggalkan salah satu bidadari tersebut. "Maafkan kami Nawang wulan, kami harus meninggalkanmu sendiri disini karna hari sudah semakin gelap, jika tidak kita semua tidak akan bisa kembali ke khayangan".

Keenam bidadari tersebut pun terbang pulang kembali ke khayangan meninggalkan Nawang Wulan sendirian. Karena sudah putus asa, Nawang Wulan mengucap janji sambil menangis tersedu "Siapa pun yang menemukan bajuku bila perempuan maka akan aku jadikan saudara, bila laki-laki maka akan aku jadikan suami".

Jaka Tarub yang mendengar janji Nawang Wulan dari tempat persembunyiannya, langsung bergegas pulang mengambil baju milik mendiang ibunya dan kemudian diserahkan kepada Nawang Wulan. Sesuai janjinya Nawang Wulan pun menikah dengan Jaka Tarub.

Mereka dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Nawangsih. Setelah beberapa tahun menikah ada yang, ada yang mengganjal di hati Jaka Tarub. Jaka Tarub heran mengapa padi di lumbung tidak pernah habis, bahkan semakin banyak.

Saat Nawang Wulan pergi, Nawang Wulan menitipkan tanakan nasinya kepada Jaka Tarub. Jaka Tarub yang penasaran segera membuka tanakan nasi, betapa terkejutnya Jaka Tarub, karena ternyata Nawang Wulan hanya memasang setangkai padi.

Kecerobohan Jaka Tarub ini membuat Nawang Wulan kehilangan kekuatannya. Sekarang Nawang Wulan  harus menumbuk padi sebelum menanaknya layaknya wanita pada umumnya. Padi di lumbungpun semakin lama semakin berkurang.

Ada sesuatu yang membuat Nawang Wulan Terkejut. Baju dan selendang miliknya yang telah hilang ternyata telah dicuri oleh suaminya sendiri. Begitu marahnya Nawang Wulan pada suaminya. Akhirnya Nawang Wulan menggunakan kembali baju dan selendang miliknya lagi.

Kini giliran Jaka Tarub yang terkejut. Betapa tidak, dia sangat ketakutan sekarang karena tahu bahwa kebohongannya selama ini telah terbongkar. Nawang Wulan pun memutuskan untuk meninggalkan anak dan suaminya kembali ke khayangan.

Jaka tarub pun menyesal, meminta Nawang Wulan untuk tetap tinggal karena telah Jaka Tarub telah benar-benar mencintainya. Namun Nawang Wulan tak bisa melakukan itu, karena sudah kecewa dengan suaminya. nawang Wulan hanya akan kembali jika Nawangsih membutuhkannya.

Dari sini kita belajar bahwa sebuah kejujuran itu sangatlah penting. Walaupun manis pada awalnya namun, jika sebuah kebohongan telah terungkap apa pun tujuannya, maka hanya kerugian yang akan didapat.

3 komentar:

  1. bahas tentang kartun yang diadopsi dari dongeng dong

    BalasHapus
  2. Begitu menginspirasi agar tidak pernah belajar berbohong
    Good Job..

    BalasHapus
  3. Begitu menginspirasi agar tidak pernah belajar berbohong
    Good Job..

    BalasHapus

 

DONGENG Template by Ipietoon Cute Blog Design